Illegal fishing atau praktik penangkapan ikan yang melanggar hukum telah menjadi masalah serius di perairan sekitar Mamuju. Banyak nelayan yang melakukan kegiatan ini tanpa memperhatikan dampak buruknya terhadap kelangsungan ekosistem laut. Menguak praktik illegal fishing di Mamuju menjadi sebuah tugas yang harus diemban oleh semua pihak terkait, karena ancaman bagi kelangsungan ekosistem laut sangatlah nyata.
Salah satu bentuk praktik illegal fishing yang sering terjadi di Mamuju adalah penangkapan ikan menggunakan alat tangkap yang dilarang, seperti trawl dan pukat hela. Hal ini disebabkan oleh keinginan untuk mendapatkan hasil tangkapan yang lebih besar dengan cara yang tidak ramah lingkungan. Menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, praktik illegal fishing di Mamuju telah merusak ekosistem laut secara signifikan.
Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Mamuju, Budi Santoso, “Menguak praktik illegal fishing di Mamuju menjadi prioritas utama kami. Kami bekerja sama dengan aparat keamanan dan pihak terkait lainnya untuk mengatasi masalah ini secara tuntas.” Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah daerah dalam menangani permasalahan illegal fishing yang mengancam kelangsungan ekosistem laut di Mamuju.
Selain itu, menurut penelitian yang dilakukan oleh Institut Kelautan Indonesia, praktik illegal fishing di Mamuju juga berdampak pada menurunnya populasi ikan tertentu yang merupakan sumber daya penting bagi masyarakat setempat. Hal ini mengancam keberlanjutan mata pencaharian nelayan dan berpotensi menyebabkan konflik antar nelayan.
Oleh karena itu, diperlukan kerjasama semua pihak untuk mengatasi masalah illegal fishing di Mamuju. Masyarakat juga perlu ikut berperan aktif dalam melaporkan praktik illegal fishing yang mereka temui. Dengan demikian, kelangsungan ekosistem laut di Mamuju dapat terjaga dengan baik untuk generasi mendatang. Semoga upaya menguak praktik illegal fishing di Mamuju dapat memberikan hasil yang positif bagi semua pihak yang peduli terhadap lingkungan laut.